Senin, 23 Februari 2009

agus tebaiboo


IKATAN PELAJAR MAHASISWA DOGIYAI DI SEJAWA DAN BALI
DISKUSI PEMERINTAH DAERAH BERSAMA MAHASISWA DOGIYAI DI SEJWADAN BALI DAN DI TEMPAT BETESDA DI YOGYAKARTA
DAN
PELANTIKAN BADANG PENGURUS IPMADO DI SEJWA DAN BALI
SIMINAL




kami memberitahukan bahwa kami telah membentuk ikatan pelajar mahasiswa dogiyai di sejawa dan bali “dan lebih singkat Diskusi bersama pemerintah kabupaten daerah dan Pendidikan” Mahasiswa Kabupaten dogiyai di sejawa dan bali dengan maksud untuk mendiskusikan persoalan pendidikan,kesehatan,sumber daya manusia dan berkemban pendidikan,kesehatan,dan bidang potensi lainnya di kabupaten dogiyai dengan fakuskan kegiatan mengevaluasi dan mencari solusi bagi semua persoalan pendidikan di kabupaten dogiyai . Kegiatan ini selanjutnya diharapankan menjadi sumbangan bagi pihak-pihak yang berkompeten, terutama Pemerintah Kabupaten dogiyai dalam menjalankan semua program pembangunan di bidang pendidikan,kesehatan ,lembaga masyarakat, maupun dan pembangunan kabupaten dogiyai,dan potensi alam di lembah kamu,dan kehutanan di ogeiye dan lebih sumber mamfaat lainya .
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kami mahsiswa Dialog Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyaidi sewa dan bali mengajukan progaramDana Kegiatan kepada Bapak Pupati Kabupaten dogiyai. Selanjutnya latar belakang, nama dan bentuk kegiatan, tujuan dan manfaat, tempat dan waktu pelaksanaan, peserta kegiatan dan perincian biaya kegiatan dimaksud kami lampirkan bersama surat ini.
Demikian Proposal Bantuan Dana Kegiatan diskusiPendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai yang dapat kami ajukan, besar harapan kami semoga Bapak dapat membantu Dana Kegiatan yang kami butuhkan. Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.
KEGIATAN
DISKUSI PENDIDIKAN MAHASISWA KABUPATEN DOGIYAI SEWA DAN BALI
A. LATAR BELAKANG
Kabupaten dogiyai secara politik dan administratif berada di tingkat dua dalam strata pembagian wilayah administratif dan politik dalam kekuasaan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam konteks ini, terutama dalam hal kewajibana negara dapat dipahami bahwa “pembangunan,kesehatan,pendidikan ,sember dayamasyarat,dan sumberdaya lainya ” menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh negara terhadap warga negaranya. Karena itulah kabupaten sebagai perpanjangan tangan negara dalam melaksanakan pembangunan harus terlibat secara aktif dalam di tenga masyarakat di digiyai dan semua proses pembangunan terhadap masyarakat. Bahkan proses pembangunan itu sendiri di Indonesia telah dijadikan sebagai sebuah tujuan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencapai rakyat Indonesia yang adil dan makmur,damai sehatrah,dan kedamain lainya . Dalam mencapai tujuan inilah kegiatan pembangunan harus dilakukan oleh pemerintah, tidak terkecuali adalah pe merintah Kabupaten dogiyai bagi warga masyarakatnya yang mempunyai hak untuk menikmati pembangunan dalam bentuk apapundan dan laksanakan baik pemerintah maupun masyarakat di dogiyai .
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa sebuah proses pembangunan tidaklah dapat berjalan dengan mulus. Atau dengan kata lain, sebuah proses pembangunan selalu dipenuhi dengan berbagai masalah, yaitu adanya kesenjangan antara sebuah kenyataan dengan yang seharusnya dicapai. Walaupun demikian, pembangunan dicanangkan dan dihadirkan di tengah masyarakat untuk menyelesaikan semua masalah yang muncul di dalam masyarakat. Pembangunan yang dicanangkan harus mempunyai prinsip untuk menyelesaikan masalah, bukan sebaliknya membuat masalah. Mengapa? Kenyataan menunjukkan bahwa banyak proses pembangunan yang dijalankan di Indonesia, termasuk kabupaten dogiyai, selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang sering dipahami atau diartikan sebagai “penghambat pembangunan”, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa seringkali pembangunan juga menjadi “penghambat masyarakat”. Persoalan yang sangat dilematis semacam ini seringkali muncul karena terdapatnya kompleksitas masalah yang sangat rumit untuk diselesaikan. Artinya, dalam pembangunan ada masalah politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, keagamaan, kebudayaan, dan lainnya yang antara satu sama lain saling terkait sehingga sering membentuk sebuah “sistem masalah” yang sulit untuk dipecahkan.
Namun, bukankah artinya pembangunan jika tidak ada upaya dari pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan – entah pemerintah ataupun masyarakat – untuk mencarikan solusinya terhadap masalah-masalah yang serba kompleks itu. Maksudnya, justru karena banyaknya masalah, maka dalam upaya pembangunan masalah-masalah tersebut harus diselesaikan. Tetapi kadangkala juga dihadapkan pada pilihan yang sulit berupa pertayaan bahwa “dari mana masalah harus diselesaikan?” dan “dari mana pembangunan harus dimulai?” Menjawab pertanyaan semacam ini membutuhkan kejelihan yang cukup tinggi, artinya paling tidak harus dilalui dengan proses identifikasi masalah yang serius, kemudian menganalisisinya dam mencarikah solusi yang tepat.
Proses pembangunan di kabupaten dogiyai – sebagaimana di tempat lain di Papua, terutama di kabupaten-kabupatan yang baru dimekarkan – persoalan pembangunan harus menjadi prioritas yang utama. Hal ini tidak semata karena kewajiban pemerintah belaka, tetapi juga karena menjadi hak masyarakat dogiyai untuk menikmatinya. Artinya, masyarakat dogiyai harus menikmati pembangunan dengan cara terlibat secara langsung dalam proses pembangunan itu sendiri agar dapat membangun dirinya sendiri dengan segala potensi yang dimilikinya di atas tanah airnya sendiri. Dalam arti inilah pembangunan dikatakan berguna untuk masyarakat.
Namun, pembangunan bagi masyarakat kabupaten dogiyai tidak dapat berjalan tanpa ada masalah. Sudah jelas banyak masalah yang dialami oleh masyarakat dogiyai, mulai dari masalah politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, keagamaan, kebudayaan, dan lainnya. Masalah-masalah yang tidak segera dicarikan solusinya ini dapat menyebabkan masyarakat semakin menderita karena tidak ada proses pembangunan. Yaitu sebuah proses pembangunan kabupaten dogiyai yang dicanangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi beban hidup bagi masyarakat atau yang menjadi penghambat bagi pemerintah dalam menjalankan proses pembangunannya.
Dari sekian banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat kabupaten dogiyai dalam proses pembangunan, salah satu masalah yang perlu disoroti, dalam arti harus diindentifikasi dan dicarikan solusinya adalah masalah pendididikan. Masalah ini sering dikaitkan dengan persoalan sumber daya manusia (SDM), artinya terhambatnya proses pembangunan di bidang pendidikan mendorong rendahnya sumber daya manusia (SDM) dalam menjalankan pembangunan, sebaliknya sumber daya manusia yang rendah juga tidak bisa menjalankan proses pembangunan secara efektif dan produktif. Karena itu jika ingin memperoleh sumber daya manusia yang handal (cerdas), maka pembangunan di bidang pendidikan harus menjadi prioritas utama, sebaliknya jika sumber daya manusia bagi masyarakat dogiyai sudah menjadi handal (cerdas), maka proses pembangunan bisa berjalan dengan baik atau mempunyai manfaatnya bagi masyarakat sendiri.
Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kabupaten dogiyai sementara berada dalam masa “krisis pendidikan” yang menyebabkan “krisis sumber daya manusia” dan sebaliknya “krisi sumber daya manusia” menyebabkan “krisis pendidikan”, sehingga pembangunan masyarakat yang dicita-citakan tidak dalam berjalan dengan baik. Ataupun dengan kata lain, bagaimana mungkin sebuah pembangunan dapat berhasil jika tidak ada proses pendidikan bagi masyarakat? Ini satu hal yang agak irasional (tidak masuk akal). Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya persoalan pendidikan yang terjadi di kabupaten dogiyai. Dari sekian banyak persoalan pendidikan, paling tidak ada dua hal pokok yang boleh dikatakan sangat bermasalah bagi perkembangan pendidikan di dogiyai, yaitu masalah keterlibatan pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia, dan masalah keterlibatan masyarakat dalam mendidik dan mengembangkan pendidikan bagi dirinya sendiri.
Masalah Keterlibatan Pemerintah dalam Pendidikan
Sebagaimana disinggung di atas bahwa pemerintah mempunyai “kewajiban” dalam melaksanakan proses pembangunan bagi masyarakatnya, sebaliknya masyarakat sendiri mempunyai “hak” untuk menikmati pembanguna tersebut. Lebih realistisnya adalah pemerintah kabupaten dogiyai mempunyai “kewajiban” untuk melaksanakan pembangunan bagi masyarakatnya, sebaliknya masyarakat mempunyai “hak” untuk menikmati pembangunan tersebut. Dalam hal ini pembangunan dapat dipahami dalam konteks yang lebih luas, yaitu pembangunan dalam bidang politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, keagamaan, kebudayaan, dan lainnya.
Dalam masalah pendidikan, pemerintah juga harus terlibat secara aktif bagi proses pembangunan di bidang pendidikan. Artinya, pemerintah dogiyai harus mempunyai “kewajiban” untuk melaksanakan proses pembangunan di bidang “pendidikan” bagi masyarakat dogiyai, sementara masyarakat dogiyai mempunyai “hak” untuk menikmati proses pendidikan tersebut. Berangkat dari prinsip pembangunan di bidang pendidikan ini, maka pemerintah harus mampu “memanage” (mengola) pendidikan bagi masyarakat secara efektif dan produktif, artinya mempunyai nilai guna bagi masyarakat dogiyai .
Beberapa hal yang harus disoroti atau menjadi identifikasi masalah bagi pemerintah dalam menjalankan proses pembangunan di bidang pendidikan adalah masalah kesejahteraan bagi guru, pembangunan gedung sekolah, pemberian kesadaran kepada masyarakat (pendidikan rakyat), pembiayaan sekolah bagi pelajar dan mahasiswa, dan masalah lainnya. Masalah-masalah ini menjadi tugas pemerintah yang harus dilaksanakan sebagai kewajibannya dalam pembangunan bagi masyarakat, terutama di bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tugas ini diperlukan proaktif atau kordinasi yang jelas dan aktif antara pihak legislatif (DPRD dogiyai) dan pihak eksekutif (bupati, kepala dinas, dan jajarannya). Pihak legislatif harus terlibat secara aktif dalam menjaring aspirasi masyarakat (peduli terhadap masyarakat dalam persoalan pendidikan) dan melahirkan produk-produk hukum (perda) yang memungkinkan berjalankan proses pembangunan di bidang pendidikan. Sementara, pihak eksekutif harus mampu untuk menerjemahkan atau melaksanakan produk-produk hukum yang dihasilkan oleh pihak legiallatif yang bermanfaat bagi pembangunan di bidang pendidikan.
Walaupun demikian, hal ini tidak dapat berjalan dengan baik atau dengan kata lain boleh dikatakan “vakum” (tidak berjalan sama sekali). Hal ini bukan hanya semata persoalan koordinasi belaka, tetapi bahkan sampai pada tahap “tidak adanya kepedulian pemerintah” (politic will pemerintah), entah legislatif maupun eksekutif terhadap masyarakat. Dampaknya adalah terjadinya pengabaian terhadap masyarakat karena tidak diberikan kesadaran tentang pendidikan bagi masyarakat, tidak adanya produk-produk hukum yang dihasilkan bagi peningkatan pendidikan, tidak adanya kesejahteraan bagi pendidik (guru), tidak adanya kepedulian bagi pembangunan gedung-gedung sekolah, diskriminasi biaya pendidikan bagi mahasiswa, dan masih banyak persoalan lainnya. Semuanya ini terjadi karena tidak adanya kepedulian dari pemerintah bagi pembangunan masyarakat, terutama di bidang pendidikan. Karena itu, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pemerintah kabupaten Mappi belum sungguh-sungguh memperhatikan pembangunan pendidikan bagi masyarakat di kabupaten dogiyai.
Masalah Keterlibatan Mayarakat dalam Pendidikan
Walaupun masyarakat dipahami sebagai pihak yang mempunyai “hak” untuk menikmati pembangunan, tetapi tidak dapat dipungkiri – bahkan menjadi keharusan bagi masyarakat – bahwa masyarakat juga harus mempunyai kepedulian terhadap pembangunan terhadap dirinya sendiri. Atau dengan kata lain masyarakat sendiri harus menjadi “subyek” (pelaku) bagi pembangunan atas dirinya sendiri sesuai dengan segala potensi yang dimilikinya.
Dalam masalah pendidikan, pembangunan pendidikan tidak semata menjadi tanggungjawab pemerintah, tetapi masyarakat juga harus terlibat secara aktif dalam proses pembangunan pendidikan tersebut. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa “masyarakatlah yang tahu apa yang mereka butuhkan dalam pendidikan”, karena itu dengan dasar kebutuhan tersebut mereka harus proaktif bagi pembangunan di bidang pendidikan. Namun demikian, keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kadang tidak berjalan dengan mulus, atau dengan kata lain masyarakat terlihat apatis (malas tahu) dengan persoalan pendidikan.
Ketidakpedulian masyarakat dogiyai dalam pembangunan di bidang pendidikan tersebut dapat dilihat dari berbagai hal, misalnya tidak dilibatkannya masyarakat dalam mengambil keputusan dalam masalah pendidikan, kurangnya kesadaran masyarakat bagi pentingnya pendidikan, adanya dominaskelompok tertentu dalam pendidikan, dan lainnya. Semuanya ini menyebabkan masyarakat di kabupaten dogiyai menjadi pihak yang “tidak berdaya” (tidak tahu apa-apa) dengan masalah pendidikan. Lebih ironisnya lagi, masalah-masalah pendidikan yang muncul dalam masyarakat ini seringkali didorong oleh dominasi atau tekanan oleh kelompok tertentu yang dianggap berkuasa dalam kehidupan di kabupaten dogiyai. Artinya, masyarakat asli dogiyai dianggap kelompok yang “bodoh” sehingga tidak perlu dididik atau dengan kata lain “dipinggirkan” dari proses pendidikan sehingga semakin lama semakin tertekan yang menyebabkan dampak yang luar biasa buruknya dikemudian hari, yaitu “menjadi orang yang tidak berdaya di tanah airnya sendiri.”
Masyarakat dogiyai seperti yang sekarang ini sangat berpotensi untuk menjadi “orang yang tidak berdaya” jika tidak dilakukan terobosan yang cukup efektif dan produktif. Terobosan itu hanya dapat dilakukan jika – tanpa harus bergantung kepada pemerintah semata – dimulai dari diri masyarakat itu sendiri. Artinya, dapat dilakukan dengan memberikan proses penyadaran bagi pentingnya pendidikan bagi hidup dan masa depan mereka dan anak cucu mereka. Dalam hal ini harus ada proses pendidikan yang mengangkat “harga diri” dan “martabat” mereka sebagai manusia, yaitu manusia-manusia yang harus mempunyai hak untuk di didikan dan mendidik dirinya sendiri agar tidak “dilecehkan” oleh kelompok lain. Atau dengan kata lain agar masyarakat dapat membangun dirinya sendiri dengan segala kemampunan yang dimilikinya di atas tanah airnya sendiri. Hanya dalam hal ini masyarakat di kabupaten dogiyai dapat menyongsong masa depannya sendiri dengan sebuah kesadaran yang utuh sebagai manusia.
Masalah-masalah pendidikan yang telah dikemukakan di atas – sebagai sebuah upaya pembangunan masyarakat – adalah masalah yang secara nyata sedang terjadi atau dialami oleh pemerintah dan masyarakat di kabupaten dogiyai dalam menjalankan proses pembangunan. Berangkat dari itu, maka dalam upaya pembangunan masyarakat pula, masalah-masalah tersebut harus dicarikan solusinya. Dalam mencari solusinya semua pihak yang merasa berkompeten dalam masalah pendidikan tersebut harus terlibat, entah pemerintah (legislatif dan eksekutif), masyarakat, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), gereja, pemuda, tokoh masyarakat, dan lainnya. Semua pihak ini harus terlibat dalam upaya untuk mencari solusi masalah pendidikan yang terjadi di kabupaten dogiyai .
Mahasiswa sebagai pihak yang boleh dikatakan telah sadar akan pentingnya pembangunan, terutama di bidang pendidikan, harus mengambil bagian dalam proses penyelesaian masalah pendidikan di kabupaten dogiyai. Dan untuk menyelesaikan masalah tersebut, paling tidak ada dua hal pokok harus dilaksanakan, yaitu mengindentivikasi masalah dan menganalisisnya, dan terlibat dalam penanganan masalah pendidikan bersama dengan pihak-pihak lainnya seperti pemerintah (legislatif dan eksekutif), masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), gereja, pemuda, tokoh masyarakat, dan lainnya.
Identifikasi Masalah Pendidikan
Pada tahap ini semua pihak yang berkompeten dalam menangani masalah pendidikan di kabupaten Mappi harus “duduk bersama” untuk mengidentifikasi atau mencari tahu semua masalah yang terjadi di bidang pendidikan. Semua pihak harus duduk sederajat dengan fungsinya masing-masing untuk melihat permasalahan pendidikan di kabupatendogiyai dari sudut pandangnya masing-masing.
Dalam proses identifikasi masing-masing pihak harus menggali atau menyampaikan semua masalah yang dirasakan dan dipikirkannya selama ini, baik keberhasilan maupun kegagalannya. Dan juga yang paling penting adalah harus saling menyoroti antara satu pihak dengan pihak yang lain dengan prinsip saling menghargai dan mengakui sebagai pihak-pihak yang mempunyai derajat, semangat, dan tujuan yang sama dalam mengidentifikasi dan menangani semua masalah pendidikan secara bersama-sama.
Penanganan Bersama Pendidikan
Setelah semua masalah pendidikan yang terjadi di kabupaten dogiyai di identifikasi secara bersama dalam prinsip kebersamaan, maka selanjutnya yang terpenting adalah proses analisis dan penanganan atau berusaha menyelesaikan masalah itu secara bersama-sama. Di sini harus ada prinsip saling membutuhkan dan saling mendukung antara satu sama lain, yaitu pemerintah membutuhkan, menolong dan mengajak masyarakat dalam pembangunan masalah pendidikan, dan juga masyarakat harus membutuhkan pemerintah dalam penanganan masalah tersebut. Begitu juga dengan pihak lain, seperti mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lainnya juga terlibat bersama pemerintah dan masyarakat dalam menangani persoalan pendidikan yang terjadi di kabupaten dogiyai.
Dalam penanganan masalah pendidikan secara bersama ini, masing-masing pihak harus merasa bahwa pendidikan merupakan aspek yang sangat penting yang harus diperhatikan bagi masa depan dan kelangsungan hidup masyarakat di kabupaten dogiyai . Dengan demikian, cita-cita untuk menjadi “tuan di negerinya sendiri” dapat terwujud. Artinya, masyarakat yang mempunyai “hak” menikmati pendidikan dapat menikmati manfaat pendidikan itu sendiri, sementara pemerintah kabupaten dogiyai juga merasa telah memenuhi “kewajibannya” dalam menjalakan proses pembangunan bagi masyarakat, terutama di bidang pendidikan.
Dengan melihat kondisi obyektif di lapangan, yaitu persoalan pendidikan yang sedang terjadi di kabupaten dogiyai, maka yang sangat diperlukan sekarang adalah “duduk bersama” atau “dialog” dengan melibatkan berbagai komponen yang berkompeten dalam persoalan pendidikan di kabupaten dogiyai. Dialog ini tentunya melibatkan berbagai komponen, terutama pemerintah dan masyarakat, termasuk mahasiswa untuk membicarakan dua hal penting, yaitu mengidentifikasi atau menggali semua masalah pendidikan yang selama ini terjadi di kabupaten dogiyai, dan selanjutnya dapat menganalisis secara bersama untuk dicarikan solusinya secara bersama pula. Dalam dialog ini semua pihak harus menyampaikan semua “pergumulan hidup” dalam masalah pendidikan yang di alaminya atau yang dilakukannya. Setelah itu, barulah dicarikan solusinya atas masalah-masalah yang dikemukakan secara bersama.
Melalui proses ini semua masalah yang menjadi “penghambat” pendidikan di kabupaten dogiyai dapat digali, kemudian dianalisis dan ditangani secara bersama sesuai dengan fungsinya masing-masing, baik sebagai pemerintah, masyarakat, mahasiswa, tokoh agama, tokoh pemuda, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lainnya. Sehingga diharapkan, bahkan menjadi cita-cita bersama bahwa “masyarakat doyai harus menikmati haknya dalam pembangunan di bidang pendidikan, dan pemerintah kabupaten dogiyai menjalankan pembangunan di bidang pendidikan sebagai kewajiban.” Ini barulah yang disebut dengan pembangunan di bidang pendidikan agar “masyarakat dogiyai hidup di tanah airnya sendiri sebagai manusia yang mempunyai harga diri.”
B. NAMA DAN TEMA KEGIATAN
1. Nama Kegiatan
Sesuai dengan latarbelakang masalah yang telah dikemukakan di atas, yaitu dalam upaya untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi bagi persoalan pendidikan yang terjadi di kabupaten DOGIYAI, maka nama kegiatannya adalah: Dialog Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai.
2. Tema Kegiatan
Mali kita sambun menyabum tali dan persatuhan mahasiswa sejwa dan bali
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan Dialog Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai, dengan tema kegiatan Kita malikita sambung satu tali dan bersatu mahasiwa sejawa dan bali
Untuk mengidentifikasi atau menggali masalah-masalah pendidikan,kesehatan ,lembaga ,swadaya masyarakat,dan potensi, geofisika di kabupaten dogiyai, yang terjadi di kabupaten dogiyai seakan datangnya.
Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan, entah pendidikan formal maupun pendidikan rakyatkatalainya perkembangan masyarakat di dogiyai nantinya .
Untuk memberikan masukan (rekomendasi) kepada pemerintah kabupaten dogiyai dan pihak-pihak terkait lainnya yang berkompeten terhadap masalah pendidikanm,dan sumberdaya manusia di dogiyai berkaitan dengan masalah pendidikan yang dialami oleh masyarakat di kabupaten dogiyai .
2. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka beberapa mamfaat yang ingin diperoleh adalah:
Dengan mengidentifikasi atau menggali masalah-masalah pendidikan ,dan sumberdaya manusia yang terjadi di kabupaten dogiyai, maka diharapkan dapat bermanfaat untuk menemukan semua keberhasilan dan kegagalan (penghambat) pembangunan di bidang pendidikan,kesehatanmasyarakat entah dari pihak pemerintah, masyarakat, maupun pihak lainnya.
Dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan formal dan pendidikan rakyat, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk dapat terlibat secara aktif dalam seluruh proses pendidikan bagi dirinya sendiri dan anak cucunya.
Dengan memberikan masukan (rekomendasi) kepada pemerintah kabupaten dogiyai dan pihak-pihak terkait lainnya yang berkompeten terhadap masalah pendidikan berkaitan dengan masalah pendidikan yang dialami oleh masyarakat di kabupaten dogiyai, maka diharapkan pemerintah (legislatif dan eksekutif) dapat membuat produk hukum yang dapat memberikan kepedulian bagi peningkatan pembangunan di bidang pendidikan sekaligus terlibat secara aktif dengan melibatkan pihak-pihak terkait dalam menjalankan program pendidikan bagi masyarakat di kabupaten dogiyai.
D. BENTUK KEGIATAN
Sesuai dengan nama kegiatan yang dikemukakan di atas, yaitu dalam bentuk dialog bagi masalah pendidikan,kesehatanmasyarakat,gaofika dan potensi. alam di kabupaten dogiyai, maka lebih spesifiknya bentuk kegiatan akan dilakukan dengan cara dialog yang akan dibagi menjadi manuusia dan bermamfat baik yang potensi adadi dogiyai :
DISKUSI: Pemerintan daerahdan Mahasiswa sewa dan bali
Diskusi ini akan dikemas dalam bentuk “seminar” dengan melibatkan pembicara dari pihak pemerintah (pemda/kadinas pendidikan), DPRD (komisi pendidikan), mahasiswa, masyarakat, dan pihak independen sebagai pemateri dan pemandu kegiatan yaitu Papua Study Center (PSC).
Setelah pemaparan materi yang berkaitan dengan persoalan pendidikan, maka selanjutnya masyarakat (peserta seminar) diberi kesempatan untuk dapat mengkritisi, bertanya, berdebat, dan memberikan solusi atas semua masalah yang dikemukakan oleh pemateri. Masyarakat harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan semua pengalaman dan keinginannya di kemudian hari dalam masalah pendidikan di kabupaten dogiyai
Diskusi: pemdah Mahasiswa (Refleksi Pengalaman Masalah Pendidikan,kesehtan ,dan sumbe dayamanusia )
Diskusi ini akan dikemas dalam bentuk merefleksi atau merenung dan mengungkapkan semua perasaan, pemikiran dan pengalaman pendidikan yang dialami atau diperoleh oleh masyarakat. Selanjutnya berdasarkan pengalaman-pengalaman itu masing-masing pihak mengajukan harapan-harapan mengenai masalah pendidikan yang harus ditangani kepada pihak-pihak yang berkompeten, terutama pemerintah (legislatif dan eksekutif).
Diskusi ini menggunakan pendekatan “kekeluargaan” atau mempunyai hubungan emosional yang sangat dekat antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Yang terlibat secara efektif di sini adalah mahasiswa dan masyarakat kabupaten dogiyai dengan di pandu oleh pihak independen (Papua Study Center – PSC).
Penyatuan Persepsi: Penyusunan Rekomendasi
Kegiatan ini merupakan finalisasi dari kedua kegiatan sebelumnya (Dialog: Pemerintah, Masyarakat dan Mahasiswa dan Refleksi Pengalaman Masalah Pendidikan). Dalam finalisasi ini masyarakat dan mahasiswa, termasuk pihak-pihak lain dengan dipandu oleh pihak independen (Papua Study Center – PSC) merumuskan semua permasalahan pendidikan yang telah dibicarakan sebelumnya.
Hasil rumusan ini selanjutnya menjadi sebuah masukan atau usul (rekomendasi) yang resmi dari masyarakat tentang pendidikan kepada pemerintah dan pihak lainnya, termasuk masyarakat sendiri agar dapat diprogramkan dan dilaksanakan dalam menganggulangi masalah pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat di kabupaten dogiyai.
E. WAKTU DAN TEMPAT
1. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan Diskusi Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai adalah tanggal.30/31/
2. Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatandi tempat betsdadi yogyakartaDiskusi Pendidikan,kesehatan,sumberdayamanusia maupun lembaga adat,seperti bunani, Mahasiswa Kabupaten dogiyai
\G. penimpin{IPMDO}ikatan pelajar masiswa dogiyai sejwa dan bali
Untuk mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan Diskusi Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai , maka telah dibentuk{IPMDO} Diskusi Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai di sejaw dan bali:
Ketua : Apelian lokobar
Sekretaris : mateus auwe
Bendahara : merri tebai
Seksi-seksi
Pemandu : PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DOGIYAI
I. SUSUNAN ACARA
SusunaSaran kiritikan dan masukan
NO
JAM
KEGIATAN
PEMBAWA MATERI
Senin 2/2/2009
008.
Kotba
Diskusi penda bersama mahasiswa sewa dan bali
Pendeta Benny
Selasa 2/31/2009
Matri pependidikan dan perkembangan dan sumberday manusia
1/3/09
Agus tebai menyatakan bahwa bantuhan masyarakat untukseberupa BBM maupun bantuhan lainya lewat bekerja supaja membangun lingkungan di dogiyai supaya kesehatan masyarat lagi kondizi baik lingkunggan membangunan berjalaan dengan dengan baik lainya membantu biaya bantuhan mahasiswa harus lewat orang tua kita atau lewat nompr rekening.
Yang kedua untuk menegai geogerafik dan iklim yang ada seorang peneliti di lapangan harus teknisi baik dan peneliti dalam lingkungankasih khususkan daerah yang tempat melarang dam lembaga masyarat teknis
Limbah pembuangan di harus di buanlah satu tempat karena nantinya di lembah dogiyai tanaman semakin kerin dan tanaman makin habis .kotoran atau sampa buanlah di tempat ,dan jangan di buan di kali kare di kali senantinya tersumbat kali di edege supaya saluran air berjalan dengan berjalan dengan baik dan beberapa kali yang ada di dogiyai tidak di buan sampa dan sampa harus buanlah sara satu galikan kolam lalu di buan di tempat.
J. PENUTUP
Tak dapat dipungkiri bahwa kabupaten dogiyai adalah sebuah wilayah yang tidak lepas dari berbagai masalah yang menyelimuti kehidupan masyarakat. Dari sekian banyak masalah yang muncul, salah satunya adalah masalah pendidikan,kesehatan ,lembagaaadat ,iklim ,geofisika,kekaya, dan lainya . Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator yang secara umum dapat dilihat dengan pendekatan pelayanan pemerintah dan kesadaran masyarakat yang tergolong rendah, bahkan tidak sama sekali. Artinya, secara umum belum ada kemauan dan kesadaran secara bersama yang saling mendukung antara satu sama lain dalam mengembangkan pembangaunan di bidang pendidikan,kesehatan ,sumber daya manusia, lembaga adat,lembaga masyarakat di kabupaten dogiyai .
Menyadari bahwa banyaknya masalah itu tidak boleh dibiarkan terus-menerus tanpa ada proses penanganan, sebagaimana sesuai dengan prinsip pembangunan bahwa pembangunan dilakukan untuk mengubah kehidupan masyarakat dari tahap yang kurang baik ke tahap yang lebih baik, maka berbagai solusi bagi masalah pendidikan harus dilakukan terus-menerus. Dalam proses pencarian solusi ini harus melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, mahasiswa, tokoh agama, tokoh pemuda, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lainnya. Semua komponen ini harus duduk sederajat dengan fungsinya masing-masing untuk membagi pengalaman hidup dalam dunia pendidikan dan berusaha maju dan berkembang bersama di masa yang akan datang, tentunya dengan harapan yang lebih baik dan lebih maju.
Dengan mempunyai kesadaran yang penuh bahwa persoalan pendidikan sebagai sebuah persoalan penting di kabupatan dogiyai harus dibicarakan dan dianalisis, dan dikembangkan secara bersama, maka kami pihak mahasiswa sebagai pihak yang harus terlibat dalam pengembangan pendidikan di kabupaten dogiyai mengambil inisiatif untuk berusaha menggali dan memperbaiki masalah pendidikan yang sedang dialami oleh pemerintah dan masyarakat dogiyai .
Akhirnya dengan kesadaran itu, sambil menggantungkan harapan bahwa kita pasti bisa memajukan pendidikan bagi masyarakat kita, maka kami berani memilih tema kegiatan
dou gai :di lihat dari mata tuhan kita yang harus kita melaksanakan dalam lapangan bidang apa saja
ekowai :bekerja dengan sungu-sungu dengan hati nurani dan membangun daerah yang anda memili
keitai: laksanakan dengan ilmu yang kita memili di selama berpendidikan kita
Bersama ini kami mahasiswadi Diskusi Pendidikan,kesehatan,lembaga masyarakat di Kabupaten dogiyai memberitahukan bahwa kami akan mengadakan kegiatan “DiskusiPendidikan,kesehatan,” pada hari Senin, 30/2/09 untuk membicarakan masalah pendidikan di kabupaten dogiyai. Dalam rangka itu, kami Pendidikan Kabupaten dogiyai untuk membawakan materi seminar dengan topik “Program Pemerintah Kabupaten dogiyai dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).”
.
Dialog Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai di sejawadan bali
Dialog Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai memberitahukan bahwa kami akan mengadakan kegiatan “Dialog Pendidikan,kesehatan ,sumber daya manusia dan lembaga masyarakat ” di dogiyai pada hari selasa 30/2/ 2009 untuk membicarakan masalah pendidikan di kabupaten dogiyai. Dalam rangka itu, kami memohon Bapak/Ibu Ketua Komisi D Bidang Pendidikan DPRD Kabupaten dogiyai untuk membawakan materi seminar dengan topik “Identifikasi Masalah-masalah Pendidikan,kesehatan,sumberdaya manusia,lembaga masyarakat di kabupaten dogiyai.”
Dialog Pendidikan Mahasiswa Kabupaten dogiyai di sewa dan bali memberitahukan bahwa kami akan mengadakan kegiatan “Diskusi Pendidikan” di dogiyai pada hari senin 30/3/09 untuk membicarakan masalah pendidikan di kabupaten dogiyai. Dalam rangka itu, kami memohon Saudara/I Ketua Papua Study Center (PSC) membawakan materi seminar dengan topik “Pendidikan Rakyat” dan menjadi pemandu bagi “Diskusi Pendidikan kesehatan ,sumber daya manusia ” antara pemerintah, masyarakat dan mahasiswa kabupaten dogiyai selama persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan kegiatan (penulisan, pengeditan, penerbitan dan percetakan laporan kegiatan dalam bentuk buku).
Demikian permohonan untuk menjadi pemateri dalam kegiatan dimaksud yang dapat kami sampaikan, dan jawal selengkapnya mengenai waktu pemaparan materi dan dialog dengan masyarakat akan kami sampaikan kemudian. Semoga Bapak dapat mendukung kegiatan kami ini. Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.
LOGO IKATANG DOGIYAIDALAM ARTINYA DAN BENTUKNYA
RUMAH ADALAH SUDAH MENNJADI SATU WADA DAN SATU ATAP RUMAH
LEMBAH HIJAU ADALAH MASIH DI TUMBUH
DOGIYAI ADALAH NAMA KABUPATEN DOGIYAI DALAM ARTINYA DOGIYAI SATU TUJUAN DAN MAKSUD DAN ADAT KITA BISA BUNUH BABI
KOTEKA ADALAH JATAN DAN MAMBANGUN DAERAH DIRI-SENDIRI
PENULIS :ANAK BAGIAN CERITA
AGUS TEBANAGO, ENATOPIA, NODEYOUPAI, UWAKAUB
MENGETAHUI IPMADO

1 komentar: